Begini Rasanya Nikah Dengan Orang Proyek
Setiap orang mempunyai pasangan hidup masing- masing. Tak terkecuali orang proyek. Apa benar nikah dengan orang proyek itu rasanya seperti ini?? Sesuai dengan permintaan pembaca, kali ini saya akan menulis tentang enak tidak enak berumah tangga dengan orang proyek.Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana pembangunan sedang gairah- gairahnya. Tidak heran jika pembangunan di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja yang banyak khususnya tenaga konstruksi. Tenaga kerja di bidang konstruksi ini sangat bervariasi tidak hanya yang berada di dalam lapangan saja melainkan di kantor pusat juga. Tidak hanya sebatas kontraktor, melainkan mulai dari pemilik dan pengawas proyek pun menjadi bagian dari tenaga kerja konstruksi.
Proyek kapsul waktu merauke |
Berikut ini fakta- fakta kehidupan orang proyek setelah berkeluarga
1. Waktu Untuk Keluarga Berasa Sangat Singkat
Apa benar rejeki hasil bekerja itu hanya uang saja? Pertanyaan itu mungkin akan membuka cara berpikir kita apakah selama ini kita hanya mencari uang saja. Namun ketika uang dikejar terus ada yang telah kita lupakan yaitu waktu bersama keluarga. Sebagian besar dari orang yang bekerja merantau di proyek akan meninggalkan anak dan istri di kampung halaman. Sehingga sangat jarang bertemu dengan keluarganya.
Di sini kita tidak menyalahkan orang yang bekerja di proyek karena memang rejekinya ada disitu. Namun sebagai bahan pertimbangan jangan sampai melupakan betapa pentingnya waktu bersama keluarga, anak- anak, dan istri. Bayangkan saja kita bekerja di proyek penuh dengan deadline dari pagi sampai malam tiap hari seperti itu. Biasanya kita akan mendapat cuti selama 10 hari tiap 2 bulan. Apakah itu cukup? Mari kita hitung bersama- sama berapa lama kita menghabiskan waktu untuk bekerja. Apakah sudah seimbang antara waktu keluarga dan waktu bekerja.
Masa kerja 1 tahun = 365 hari - lebaran - tahun baru - Cuti 2 bulan sekali = 365 - 14 - 7 - (4 x 10) = 304 hari.
Waktu dengan Keluarga dalam 1 tahun = Lebaran + tahun baru + cuti = 14 + 7 + 40 = 61 hari
Persentase waktu di proyek = 304/365 x 100 % = 83,3 %Persentase waktu dengan keluarga = 61/365 x 100 = 16,7%
Jadi secara tidak sadar, selama ini 83,3% dari waktu hidup kita lebih banyak dihabiskan di proyek sedangkan untuk bersama keluarga kita hanya memberi waktu sekitar 16,7% saja.
2. Tak Terasa Anak Sudah Besar
Apakah anda sering bilang "tak terasa anak kita sudah besar ya". Mungkin karena tidak setiap hari ketemu sama anak apalagi kalau anak masih kecil. Saya bisa merasakan betapa terharunya ketika sudah melihat anak kita tumbuh sangat cepat namun tidak dilalui bersama- sama. Apalagi ketemu hanya 2 bulan sekali, balita selama 2 bulan sudah tumbuh dengan cepat.
3. Lebih Kangen Anak daripada Istri
Foto by: Bintang Arkana |
4. Dapat Proyek Pedalaman Susah Sinyal
Wah ini yang paling menyiksa jika dapat proyek Remote Area yang susah sinyal. Kalau mau video call harus ke kota dulu yang jaraknya mungkin beberapa jam. Proyek yang ada di pedalaman biasanya proyek - proyek yang ada di perbatasan seperti Pos Lintas Batas Negara, Bendungan, Jalan dan sebagainya.
5. Cuti 2 Bulan Sekali kalau Tidak Ada Deadline
Cuti merupakan kebijakan manajemen di dalam proyek. Biasanya pegawai akan diberi hak cuti selama 10 hari untuk dua bulan sekali. Itu pun kalau tidak ada deadline pekerjaan. Jika ada deadline pekerjaan biasanya akan mundur mungkin saja bisa sampai 3 bulan 4 bulan baru bisa cuti. Padahal pekerjaan di proyek itu deadline semua. Bisa dibayangkan kalau ternyata cuti 2 bulan sekali hanya sebuah wacana.
6. Pas Cuti Borong Belanjaan
Mitos atau fakta? Orang proyek setelah lama merantau pas pulang belanja banyak. Hal ini wajar saja karena selama diproyek pun tidak ada tempat untuk belanja.
Orang Proyek tentu akan lebih mudah untuk menabung karena di sana tidak ada godaan untuk belanja. Berbeda dengan orang kantoran yang bekerja di kota, pengeluarannya susah dikendalikan karena dimana-mana terdapat tempat belanja.
Beginilah rasanya jika sudah berkeluarga namun masih kerja di proyek pedalaman. Memang semua proyek tidak bisa disamakan. Tapi sebagian besar pasti akan merasakan yang sama. Yang penting adalah apapun pekerjaannya patut disyukuri dan berdoa semoga tidak selamanya di proyek pedalaman. 😂😂😂
Sumber : http://www.ilmuproyek.com
Post a Comment